Katak Kongkang Kolam (Chalcorana chalconota Schlegel, 1837) Brown Stream Frog

Dikenal sebelumnya dengan nama Rana chalconota atau Hylarana chalconota, katak bertubuh ramping dari Famili Ranidae ini merupakan katak yang hidupnya tidak jauh dari sumber air. Katak ini memiliki ukuran tubuh kecil hingga sedang serta memiliki warna tympanum coklat tua. Katak ini biasanya ditemukan pada batu dan vegetasi di sepanjang sungai kecil di hutan atau dataran tinggi serta sekitar kolam. Jenis ini hidup di hutan primer dan terdegradasi dengan kanopi yang cukup tertutup dan sumber air yang mengalir tidak deras. Katak dewasa menyebar secara luas di hutan dan bahkan ditemukan di kebun. C. chalconota memiliki kulit punggung berbintil kasar, lipatan kelenjar dorsolateral dan relatif tertutup seluruhnya oleh bintil-bintil sangat halus yang menyerupai pasir. Pada bagian bawah berbintil kasar. Jari tangan pertama lebih pendek dari yang kedua. Penelitian terkini menunjukkan bahwa jenis C. chalconota merupakan jenis kriptik, dimana analisis genetik membagi jenis ini di Indonesia menjadi tiga jenis lainnya yaitu C. rufipes, C. raniceps dan C. parvaccola dengan wilayah persebaran yang berbeda (Inger et al. 2009). Tersebar di bagian Selatan Sumatera, Jawa, dan Bali pada ketinggian 1.571 m dpl. Spesimen dari luar rentang persebaran tersebut dirujuk untuk C. raniceps dan C. mocquardi (Sulawesi) (van Dijk et al. 2004). Katak yang aktif pada malam hari ini diketahui lebih menyukai cacing sebagai pakan (Atmowidjojo dan Boeadi 1998) serta memakan insekta dan arthropoda (Mumpuni et al.1990).

Sumber pustaka:

Atmowidjojo AH dan Boeadi. 1998. Food Prey in Stomach Contents of Frogs. Biotrop Spec. Publ. 32:77-80.

Inger RF, Stuart BL, and Iskandar DT. 2009. Systematics of a widespread Southeast Asian frog, Rana chalconota (Amphibia: Anura: Ranidae). Zoological Journal of the Linnean Society 155, 123–147.

Mumpuni, Maryanto I dan Boeadi. 1990. Studi Pakan Katak Microhyla achatina Tschudi dan Hylarana chalconota Schlegel di Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional Biologi Dasar I: Peranan Biologi Dasar dalam Pengem-angan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Biol. Das I: 108-112.

van Dijk PP, Iskandar D, Inger R, dan Kusrini M. 2004. Chalcorana chalconota. (errata version published in 2016) The IUCN Red List of Threatened Species 2004: e.T58568A89366516.

Penulis: Heru Kurniawan dan Mirza D Kusrini

Posted in Amfibi Reptil Kita | Leave a comment

Ular Bangkai Laut / Viper Pohon Hijau (Cryptelytrops albolabris Gray, 1842)

Ular Bangkai Laut / Viper Pohon Hijau (Cryptelytrops albolabris Gray, 1842 )

White-lipped Pitviper / White-lipped Tree Viper

Cryptelytrops albolabris merupakan salah satu ular berbisa (hemotoksin) lokal di Indonesia yang bisanya bekerja dengan sistem menyerang sel darah. Susunan gigi bertipe Solenoglypha (engsel) yang membantu pada saat meng-gigit dan mengeluarkan bisanya. Viperidae memiliki facial pit yang berfungsi sebagai sensor panas untuk mendeteksi mangsa atau gangguan. Ular ini merupakan jenis ular arboreal yang hidupnya berada di atas vegetasi dan sangat jarang untuk turun ke lantai tanah. Aktif di malam hari. Warna dominan hijau dengan warna ekor keme-rahan serta hidup di vegetasi membuat ular viper pohon hijau sulit untuk terlihat, selain itu ular ini bersifat tenang namun mudah merasa terganggu dan berubah menjadi agresif. Menurut Cox et al. (1998) Ular viper pohon hijau memiliki tubuh yang cukup gemuk, sisik berlunas, kepala dan tubuh berwarna hijau. Dagu, tenggorokan dan perut berwarna kehijauan atau putih kekuningan. Ekor berwarna cokelat kemerahan, lebih menyukai daerah terbuka pada ketinggian di bawah 400 m, kadang-kadang hidup di perkotaan. Perburuan tikus, burung, kadal dan katak dilakukan pada malam hari di tanah dan menghabiskan siang hari beristirahat di vegetasi. Jenis ular beracun dan berbahaya menyebabkan banyak kasus gigitan ular pada manusia. Persebaran C. albolabris meliputi Kamboja, Cina, Hongkong, Indonesia (Jawa, Sumatera), Laos, Makao, Malaysia, Myanmar, Thailand dan Vietnam. Ditemukan pada petinggian mencapai 1200 m dpl.

Sumber pustaka:

Cox MJ, van Dijk PP, Nabhitabhata J, Thirakhupt K. 1998. A Photographic Guide to Snakes and Other Reptiles of Peninsular Malaysia, Singapore, and Thailand. New Holland Publishers Ltd.

Stuart B, Thy N, Nguyen TQ, Auliya M. 2012. Cryptelytrops albolabris. The IUCN Red List of Threatened Species 2012: e.T178433A1534017. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2012-1.RLTS.T178433A1534017.en.

Penulis: Heru Kurniawan

Posted in Amfibi Reptil Kita | Leave a comment

Bunglon Surai (Brochocela jubata Dumerin & Bibron, 1837) Great Crested Canopy Lizard

Bunglon Surai atau dalam bahasa latin Bronchocela jubata merupakan bunglon anggota dari Famili Agamidae yang umum di jumpai di semak, perdu dan pohon-pohon peneduh di kebun dan pekarangan. Gerigi di tengkuk dan punggungnya lebih menyerupai surai (jubata artinya bersurai), tidak seperti kerabat dekatnya Bronchocela cristatella (crista artinya jambul, mahkota). Gerigi ini terdiri dari banyak sisik yang pipih panjang meruncing na-mun lunak serupa kulit. Bunglon Surai hidup secara arboreal dan aktif pada siang hari untuk mencari mangsa berupa serangga. Di saat Bunglon merasa terancam, Ia akan mengubah warna kulitnya menjadi serupa dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaannya tersamarkan. Penyamaran demikian disebut mimikri. Uku-ran tubuh jantan dewasa 126,0-142,7 mm dan betina dewasa 104,0-137,3 mm serta memiliki warna tubuh yang umumnya hijau, tapi dapat berubah menjadi coklat atau hitam (Kurniati 2003). Bronchocela jubata memiliki sta-tus konservasi berisiko rendah (Least Concern) menurut IUCN Read List karena memiliki sebaran yang luas, umum ditemukan dan tidak terbatas pada satu jenis habitat. Bunglon Surai memiliki persebaran seperti Indonesia (Bali, Jawa, Kalimantan, Sulawesi), Filipina dan Thailand pada ketinggian antara 100 sampai 1400 m di atas per-mukaan laut.

Sumber pustaka:

Ineich, I. & Hallermann, J. 2010. Bronchocela jubata. The IUCN Red List of Threatened Species 2010: e.T170378A6772283. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2010-4.RLTS.T170378A6772283.en.

Kurniati H. 2003. Mengenal jenis-jenis londok di Taman Nasional Gunung Halimun. Fauna Indonesia. 5 (2): 18-19.

Penulis: Heru Kurniawan

Posted in Amfibi Reptil Kita | Leave a comment

Ular Welang (Bungarus fasciatus Schneider, 1801) / Banded Krait

Penamaan ular welang mengacu pada motif warna tubuh yang belang hitam putih atau hitam kuning melintang yang mengelilingi tubuh. Pada bagian kepala terdapat motif yang menyerupai huruf “V”. Ular dari suku Elapidae ini memiliki bisa jenis neurotoksin yang cukup mematikan. Sekilas ular ini mirip dengan ular weling (Bungarus candidus), perbedaannya yaitu bentuk tubuh ular weling membulat sedangkan tubuh ular welang segi tiga. Selain itu pewarnaan pada bagian bawah tubuh ular weling putih polos, sedangkan pada bagian bawah tubuh ular welang yaitu berwarna belang. Aktif pada malam hari dan hidup di atas permukaan lantai tanah , memiliki habitat yang bervariasi mulai dari hutan, pemukiman manusia, habitat terganggu atau habitat rusak lainnya. Lebih menyukai daerah yang terbuka dan dekat dengan sumber air. Perkembang biakan secara ovipar, jumlah telur sekitar 4-14 butir. Pada saat bertelur, induk betina akan tinggal bersama hingga telur menetas. Mangsa ular ini yaitu mamalia kecil, kadal dan ular (Cox et al. 1998) . Ditemukan pada ketinggian 20-2300 m dpl. Persebarannya yaitu Bangla-desh, Bhutan, Brunei Darussalam, Kamboja, Cina, India, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam dan Indonesia (Jawa, Kalimantan dan Sumatera). Catatan terbaru ditemukan di Lereng Selatan Merapi (Yudha et al. 2013).

Sumber pustaka:

Cox MJ, van Dijk PP, Nabhitabhata J, Thirakhupt K. 1998. A Photographic Guide to Snakes and Other Reptiles of Peninsular Malaysia, Singapore, and Thailand. New Holland Publishers Ltd.Stuart B, Nguyen TQ, Thy N, Vogel G, Wogan G, Srinivasulu C, Srinivasulu B, Das A, Thakur S, Mohapatra P. 2013. Bungarus fasciatus. The IUCN Red List of Threatened Species 2013: e.T192063A2034956. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2013-1.RLTS.T192063A2034956.en.

Yudha DS, Eprilurahman R, Hilmi MF, Muhtianda IA, Arimbi A. 2013. Ular welang, Bungarus fasciatus (Schneider, 1801), di Lereng Selatan Gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta (ID).

Penulis: Heru Kurniawan

Posted in Amfibi Reptil Kita | Leave a comment

Ular Pucuk (Ahaetulla prasina Boie, 1827) / Guther’s Whip Snake

Ular dengan bentuk tubuh panjang dan ramping ini dikenal dengan nama ular pucuk atau ular gadung. Pena-man ular ini dikarenakan kemiripannya dengan pucuk tumbuhan gadung. Bentuk kepala memanjang dan runcing di bagian moncong. Warna ular ini biasanya hijau pucat hingga hijau gelap pada bagian atas tubuh dan berwarna hijau pucat dibagian bawah dengan garis tipis kuning keputihan disepanjang tepi bawah tubuh, namun warna mungkin bervariasi dari abu-abu, orange dan coklat. Ular pucuk aktif pada siang hari (diurnal) dan hidup di atas vegetasi (arboreal), memangsa jenis-jenis kadal (Cox et al. 1998). Bila merasa terganggu, ular ini akan membentuk posisi siaga yaitu menyerupai huruf “S” serta melebarkan tubuh dan membuka sisik sehingga terlihat warna hitam dan putih. Ular pucuk dapat ditemukan di atas vegetasi seperti hutan dan pedesaan yang dekat dengan kebun. Ular pucuk mendiami hutan primer dataran rendah dan hutan pegunungan lembab, hutan sekunder, hutan kering dan terbuka, semak belukar, perkebunan dan kebun, hutan musim, tanah pertanian, pinggir jalan, dan taman-taman ko-ta. Ular pucuk tersebar di Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Kamboja, Cina, India, Indonesia, Laos, Malay-sia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam.

Sumber pustaka:

Cox MJ, van Dijk PP, Nabhitabhata J, Thirakhupt K. 1998. A Photographic Guide to Snakes and Other Reptiles of Peninsular Malaysia, Singapore, and Thailand. New Holland Publishers Ltd.

Thy N, Nguyen TQ, Golynsky E, Demegillo A, Diesmos AC, Gonzalez JC. 2012. Ahaetulla prasina. The IUCN Red List of Threatened Species 2012: e.T176329A1439072. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2012-1.RLTS.T176329A1439072.en.

Penulis: Heru Kurniawan

Posted in Amfibi Reptil Kita | Leave a comment

Labi-labi (Amyda cartilaginea Boddaert, 1770) / Asiatic Shoftshell Turtle

Labi-labi Amyda cartilaginea dari famili Trionychidae merupakan salah satu spesies kura-kura air tawar di Indonesia yang memiliki lebar karapas hingga 80-85 cm (Iskandar 2000; Kusrini et al. 2009, Auliya et al. 2016). Jenis ini tersebar luas di Asia Tenggara dan diketahui dapat hidup di habitat berlumpur, kolam, sungai beraliran kecil, rawa, hingga sungai besar (Lim & Das, 1999). A. cartilaginea juga dapat beradaptasi dengan baik pada daerah berair dekat hunian manusia seperti kolam ikan. Meskipun sebagian hidupnya dihabiskan di daerah akuatik, jenis ini meletakkan telurnya di sarang di tanah dekat air. Amyda cartilaginea diketahui merupakan makanan yang popular bagi pasar makanan Asia dan sebagai satwa peliharaan sehingga jenis ini tereksploitasi secara intensif dan mengala-mi penurunan populasi di berbagai daerah. Jenis ini kini masuk ke dalam kategori status konservasi rentan “Vulnerable” dalam CITES Red List. Meskipun begitu, Negara Indonesia menetapkan jenis ini untuk masuk ke da-lam katagori Appendix II CITES dan pada tahun 2013 menurut WCMC Database kuota panenan mencapai 25,200 kepala. Ukuran individu yang dapat dipanen adalah yang memiliki berat kurang dari 5.5 kg (untuk peliharaan) atau 13.5 kg (untuk konsumsi) (Indonesia CITES MA 2008).

Sumber pustaka:

Auliya M, van Dijk PP, Moll EO, dan Meylan PA. 2016. Amyda cartilaginea (Boddaert 1770) – Asiatic Softshell Turtle, South-east Asian Softshell Turtle. Di dalam Rhodin AGJ, Pritchard PCH, van Dijk PP, Saumure RA, Buhlmann KA, Iverson JB, and Mittermeier RA (editor). Conservation Biology of Freshwater Turtles and Tortoises: A Compilation Project of the IU-CN/SSC Tortoise and Freshwater Turtle Specialist Group. Chelonian Research Monographs 5(9):092.1–17.Indonesia Cites Management Authority. 2008. Harvest sustainability of Asiatic softshell turtle Amyda cartilaginea in Indonesia. Jakarta (ID): Director General of Forest Protection and Nature Conservation, Republic of Indonesia.

Iskandar DT. 2000. Turtles and crocodiles of Indonesia dan Papua New Guinea with notes on other species in Southeast Asia. Bandung (ID): PAL Media Citra.Kusrini MD, Mardiastuti A, Darmawan B, Mediyansyah dan Muin A. 2009. Survey on harvest and trade of Asiatic softshell turtle Amyda cartilaginea in East Kalimantan, Indonesia. Bogor (ID): Nata Samastha Foundation.

Lim BL dan Das I. 1999. Turtles of Borneo and Peninsular Malaysia. Natural History Publications, Borneo.

Penulis: Mila Rahmania

Posted in Amfibi Reptil Kita | Leave a comment

PERTANYAAN & JAWABAN (P&J) TENTANG GO ARK 2018

P: Sebenarnya apa itu GO ARK?

J: GO ARK merupakan suatu program sains khalayak atau citizen science yang bertujuan mengajak para pemerhati dan peneliti amatir amfibi dan reptil untuk melaporkan keberadaan amfibi dan reptil yang ditemukan. Program ini digagas oleh Fakultas Kehutanan IPB dan Perhimpunan Herpetologi Indonesia sejak tahun 2017. Dalam GO ARK dilakukan pengamatan serentak dalam waktu tertentu oleh banyak orang, biasanya dikenal dengan nama Bioblitz, atau lebih tepatnya Herpblitz, karena obyeknya herpetofauna.

P: Apakah pelaporan data GO ARK harus secara online?

J: Ya. Kita menggunakan aplikasi iNaturalist yang bisa didownload melalui googlestore atau applestore. Aplikasi iNaturalist ini gratis, dan bisa digunakan pada smartphone, tablet atau laptop. Pengguna harus memiliki akun, atau bisa menggunakan akun sosial media atau gmail untuk masuk. Setelah masuk, anda harus mencari project Amfibi Reptil Kita pada iNaturalist untuk memasukkan data.

P: Bila tidak ada sinyal di lokasi pengamatan, bagaimana pelaporan bisa dilakukan?

J: Aplikasi iNaturalist melalui website membolehkan pengguna memasukkan data setelah anda kembali dari lapang. Anda bisa mencatat penemuan secara manual, kemudian setelah kembali ke kota, atau lokasi yang memiliki sinyal internet yang baik anda bisa memasukkan data itu.

P: Apakah GO ARK harus dilakukan di kawasan hutan, terutama kawasan lindung?

J: Pengamatan herpetofauna bisa dilakukan di mana saja. Anda bisa melaporkan keberadaan cecak atau tokek di dalam rumah, atau melaporkan penemuan katak ketika jalan-jalan di sawah. Kalau anda pergi ke hutan, anda bisa melakukan pengamatan di hutan. Pengamatan tidak dibatasi habitat, mau di pemukiman atau kawasan lindung, semuanya diterima.

P: Apakah harus buat ekspedisi khusus untuk mendapatkan data herpetofauna yang akan dimasukkan dalam data GO ARK?

J: Tidak perlu. Seperti sudah dijelaskan di atas, pengamatan bisa di mana saja. Pengamatan insidental, yang tidak disengaja, bisa dimasukkan datanya. Kelompok dipersilahkan melakukan ekspedisi khusus, namun panitia tidak memberikan bantuan dana. Kelompok juga harus mengurus perijinan sendiri.

P: Apakah semua anggota tim harus melakukan pengamatan bersama-sama?

J: Tidak perlu. Anggota tim bisa saja melakukan pengamatan di lokasi berbeda, asalkan masih dalam satu region yang sama. Nanti masing-masing melaporkan temuannya secara individual (terpisah). Untuk penilaian kelompok nanti jumlah jenis akan dikumpulkan dari temuan masing-masing anggota. Fungsi pendaftaran sebenarnya untuk memastikan panitia mengetahui pada kelompok mana nama-nama orang yang memasukkan data.

P: Saya tinggal di Bogor tapi mau mengadakan ekspedisi di Maluku selama dua minggu di Bulan Agustus. Pengamatan saya akan masuk region mana? Apa saya bisa memasukkan data pengamatan di Bogor pada sisa dua minggu bulan itu?

J: Bila dalam pendaftaran anda memasukkan pengamatan anda dan kelompok di region Maluku dan Papua, anda tidak dapat mencampur data pengamatan di Bogor yang merupakan region Jawa dengan di Maluku. Data bisa saja dimasukkan tapi tidak akan dihitung oleh panitia dalam penilaian.

P: Bila saya menemukan jenis yang langka saya kuatir pelaporan pada iNaturalist membuat orang tahu lokasi jenis tersebut sehingga rentan bagi keberadaan jenis tersebut. Apa yang harus dilakukan?

J: Pada pelaporan biasa, umumnya setting fitur geoprivary (di bawah peta lokasi) open atau terbuka untuk semua orang. Anda bisa memilih fitur geoprivacy sebagai private sehingga hanya admin dan anda yang bisa mengetahui lokasi tersebut.

P: Siapa admin project Amfibi Reptil Kita pada iNaturalist?

J: Admin project ini adalah Mirza D. Kusrini dari Fakultas Kehutanan dengan kurator Amir Hamidy dari Museum Zoologicum Bogoriense

P: Kadang-kadang saya ragu apakah spesies yang saya tuliskan itu benar? Atau bahkan saya tidak tahu sama sekali spesies tersebut. Apakah bisa dimasukkan ke iNaturalist?

J: bisa saja. Pastikan bahwa anda menulis deskripsi dengan detil, dan memasukkan foto terbaik dari species itu dengan menonjolkan ciri-ciri morfologi yang penting. Pengguna iNaturalist dan kurator kami akan membantu memastikan jenis apa yang anda temukan.

P: Apa yang terjadi dengan data yang dikumpulkan?

J: Data ini akan memberikan gambaran penyebaran jenis amfibi dan reptil di Indonesia yang nantinya akan dituangkan dalam Atlas Amfibi dan Reptil Indonesia. Dari sini mungkin bisa diperoleh catatan baru suatu jenis atau catatan keberadaan jenis invasif. Data ini juga bisa digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

Posted in GO-ARK | Leave a comment

Awesome Place To Feel Dolores Eos

Fuerat aestu carentem habentia spectent tonitrua mutastis locavit liberioris. Sinistra possedit litora ut nabataeaque. Setucant coepyterunt perveniunt animal! Concordi aurea nabataeaque seductaque constaque cepit sublime flexi nullus.

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo. Nemo enim ipsam voluptatem quia voluptas sit aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos qui ratione voluptatem sequi nesciunt.

Neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non.

– Logan Mortan

Neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius modi tempora incidunt ut labore et dolore magnam aliquam quaerat voluptatem.

At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas molestias excepturi sint occaecati cupiditate non provident, similique sunt in culpa qui officia deserunt mollitia animi, id est laborum et dolorum fuga.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Top 10 Adventure Places To Experience Quasi Architecto

Fuerat aestu carentem habentia spectent tonitrua mutastis locavit liberioris. Sinistra possedit litora ut nabataeaque. Setucant coepyterunt perveniunt animal! Concordi aurea nabataeaque seductaque constaque cepit sublime flexi nullus.

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo. Nemo enim ipsam voluptatem quia voluptas sit aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos qui ratione voluptatem sequi nesciunt.

Neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non.

– Logan Mortan

Neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius modi tempora incidunt ut labore et dolore magnam aliquam quaerat voluptatem.

At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas molestias excepturi sint occaecati cupiditate non provident, similique sunt in culpa qui officia deserunt mollitia animi, id est laborum et dolorum fuga.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Into The Deep In Pacific With Vero Eeos

Fuerat aestu carentem habentia spectent tonitrua mutastis locavit liberioris. Sinistra possedit litora ut nabataeaque. Setucant coepyterunt perveniunt animal! Concordi aurea nabataeaque seductaque constaque cepit sublime flexi nullus.

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo. Nemo enim ipsam voluptatem quia voluptas sit aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos qui ratione voluptatem sequi nesciunt.

Neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non.

– Jason Heeves

Neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius modi tempora incidunt ut labore et dolore magnam aliquam quaerat voluptatem.

At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas molestias excepturi sint occaecati cupiditate non provident, similique sunt in culpa qui officia deserunt mollitia animi, id est laborum et dolorum fuga.

Posted in Uncategorized | Leave a comment