Ular kecil dari anggota famili Colubridae ini dinamakan ular siput karena mangsa utamanya adalah jenis siput-siput kecil dan juga karena gerakannya yang lamban seperti mangsanya tersebut. Ular siput biasa ditemukan di hutan-hutan yang basah seperti dekat sungai. Menurut (David dan Vogel 1996) ular siput dapat ditemukan di perkebunan dan desa-desa yang berdekatan dengan hutan. Spesies ini adalah satwa yang aktif pada malam hari dan sebagian besar beraktivitas di atas vegetasi (arboreal). Ular kecil ini memiliki tubuh ramping, cenderung kurus dan panjang tubuh sekitar 60 cm, warnanya coklat kusam, coklat muda atau coklat agak kekuningan di sisi sebelah atas dengan belang-belang hitam yang tipis dan samar-samar di sepanjang tubuhnya, kecuali pola “X” memanjang berwarna hitam di atas tengkuk. Bagian bawah tubuh berwarna kuning atau kekuningan dengan bintik-bintik halus gelap atau kemerahan. Kepala besar dengan moncong tumpul dengan mata berukuran relatif besar. Ular ini tidak berbisa, bahkan tak bisa menggigit manusia. Akan tetapi perilakunya ketika merasa terancam mirip dengan ular berbisa, bagian tubuh melengkung membentuk huruf “S” untuk menakut-nakuti pengganggu. Ular siput tersebar luas di Asia Tenggara mulai dari Brunei Darussalam, Kamboja, China (Yunnan), Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand dan Vietnam.
Sumber pustaka:
David P. dan Vogel G. 1996. The Snakes of Sumatra: an annotated checklist and key with natural history notes. Edition Chimaira.
Wogan G dan Vogel G. 2012. Pareas carinatus. The IUCN Red List of Threatened Species 2012: e.T192235A2059305. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2012-1.RLTS.T192235A2059305.en.
Penulis: Heru Kurniawan