Umum dijumpai di habitat dekat manusia seperti perkotaan dan pedesaan. Penamaan katak ini kemungkinan karena keberadaan garis pada bagian atas tubuh yang berwarna gelap, meskipun kadangkala ada individu yang tidak memiliki garis tersebut. Indi-vidu dewasa umumnya berwarna coklat kekuningan, dengan satu warna atau bintik hitam. Katak dewasa memiliki enam atau empat garis longitudinal yang jelas memanjang dari kepala sampai ujung tubuh (Iskandar1998) sedangkan individu muda mem-iliki warna tubuh yang pudar. Ciri-cirinya yaitu jari tangan dan jari kaki melebar dengan ujung rata, kulit kepala menyatu dengan tengkorak, jari tangan setengahnya berselaput, jari kaki hampir sepenuhnya berselaput serta pada berudunya terdapat ciri khas berupa bintik putih di bagian moncong (Kusrini 2013). Menurut Hass dan Das (2009) ukuran panjang moncong hingga dubur jantan dewasa adalah 50 mm dan betina 70 mm, sedangkan berudu memiliki panjang tubuh 40-50 mm. Suku Rhacophoridae hidup secara arboreal yaitu di vegetasi dekat dengan sumber air (permanen atau temporer). Pada saat berkembang biak, telur akan disimpan di sarang busa yang berada di permukaan kolam air, vegetasi atau ranting (Hass dan Das 2009). Katak pohon bergaris dapat ditemukan hingga ketinggian 1500 m dpl. Ketinggian tempat dapat berpengaruh pada variasi mofometri katak ini. Di Sumatera Barat katak pohon bergaris di daerah ketinggian di atas 1000 m dpl memiliki ukuran karakter kepala dan karakter ektremitas yang lebih panjang dari populasi di bawah 1000 m dpl (Addaha et al. 2014). Katak pohon bergaris tersebar si Bangla-desh, Brunei Darussalam, Kamboja, Cina, India, Malaysia, Myanmar, Nepal, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam dan Indonesia (Bali, Jawa, Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan diintroduksi di Papua) (Diesmos et al. 2004). Diduga katak pohon bergaris merupakan jenis cryptic. Hasil penelitian morfologi menunjukkan bahwa jenis yang dianggap se-bagai P. leucomystax di Sulawesi merupakan jenis berbeda dan diberi nama P. iskandari.
Sumber pustaka:
Addaha H, Tjong DH, Novarino W. 2014. Variasi morfologi katak pohon bergaris Polypedates leucomystax Gravenhorst 1829 (Anura: Rha-cophoridae) di Sumatera Barat. Jurnal of Natural Science. 4(3): 348-354.
Diesmos AC, Alcala A, Brown R, Afuang LE, Gee G, Sukumaran J, Yaakob N, Ming L, Chuaynkern Y, Thirakhupt K, Das I, Iskandar D, Mumpuni, Inger RF, Stuebing R, Yambun P, Lakim M. 2004. Polypedates leucomystax. (errata version published in 2016) The IUCN Red List of Threatened Species 2004: e.T58953A86477485.
Haas A, Das I. Editor. 2009. Frogs of Borneo: The frogs of East Malaysia and their Larva forms.
Iskandar DT. 1998. Amfibi Jawa dan Bali-seri panduan lapangan. Puslitbang LIPI. Bogor.
Kusrini MD. 2013. Panduan bergambar indentifikasi amfibi Jawa Barat. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB dan Direktorat Konservasi Keane-karagaman Hayati.
Penulis: Heru Kurniawan dan Mirza D Kusrini