Ular dengan bentuk tubuh panjang dan ramping ini dikenal dengan nama ular pucuk atau ular gadung. Pena-man ular ini dikarenakan kemiripannya dengan pucuk tumbuhan gadung. Bentuk kepala memanjang dan runcing di bagian moncong. Warna ular ini biasanya hijau pucat hingga hijau gelap pada bagian atas tubuh dan berwarna hijau pucat dibagian bawah dengan garis tipis kuning keputihan disepanjang tepi bawah tubuh, namun warna mungkin bervariasi dari abu-abu, orange dan coklat. Ular pucuk aktif pada siang hari (diurnal) dan hidup di atas vegetasi (arboreal), memangsa jenis-jenis kadal (Cox et al. 1998). Bila merasa terganggu, ular ini akan membentuk posisi siaga yaitu menyerupai huruf “S” serta melebarkan tubuh dan membuka sisik sehingga terlihat warna hitam dan putih. Ular pucuk dapat ditemukan di atas vegetasi seperti hutan dan pedesaan yang dekat dengan kebun. Ular pucuk mendiami hutan primer dataran rendah dan hutan pegunungan lembab, hutan sekunder, hutan kering dan terbuka, semak belukar, perkebunan dan kebun, hutan musim, tanah pertanian, pinggir jalan, dan taman-taman ko-ta. Ular pucuk tersebar di Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Kamboja, Cina, India, Indonesia, Laos, Malay-sia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam.
Sumber pustaka:
Cox MJ, van Dijk PP, Nabhitabhata J, Thirakhupt K. 1998. A Photographic Guide to Snakes and Other Reptiles of Peninsular Malaysia, Singapore, and Thailand. New Holland Publishers Ltd.
Thy N, Nguyen TQ, Golynsky E, Demegillo A, Diesmos AC, Gonzalez JC. 2012. Ahaetulla prasina. The IUCN Red List of Threatened Species 2012: e.T176329A1439072. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2012-1.RLTS.T176329A1439072.en.
Penulis: Heru Kurniawan